Jumat, 24 Februari 2012

Belajar Motivasi Hidup Dari Sang Penggali Kubur


Untuk belajar kita tidak  mengenal batas usia, tua atau muda, masih harus belajar, hingga kita sudah tidak bisa belajar lagi, dengan kata lain sudah ke liang lahat, barulah kita berhenti dari belajar. Ternyata semakin banyak kita belajar, semakin bertambah pula ilmu, semakin banyak kekurangan. Pelajar yang baik tidak akan terhenti pada satu tujuan atau hasil,  akan terus kita mencari , mencari dan mencari lagi. Serakah atau haus ilmu, agama amat menganjurkannya, tetapi kalau haus harta,  agama amat melarangnya, apalagi sampai melakukan tindakan korupsi yang merugikan banyak pihak termasuk rakyat.
BACA TERUS.....
Maslahnya untuk apa kita belajar, , ya pastinya supaya kita pintar, Jika sudah pintar yang diharapakan supaya kita bisa hidup dari kepintaran kita ini, jangan dipergunakan untuk membodohi orang. Alangkah bagusnya jika kepintaran dapat dipergunakan untuk hal - hal yang positif, dan dapat ditransfer kepada orang lain, agar orang lain juga bisa hidup dari kepintarannya itu. Banyak contoh kepintaran yang ditularkan, guru transfer ilmunya kepada muridnya, penulis  transfer ilmu menulis kepada orang yang berminat mejadi penulis dsb.
Selajutnya
Islam sangatlah  menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu,Hadist Rasullah , "Tuntutlah Ilmu walau sampai ke Negeri China", meskipun diragukan kesahihan hadist ini dan masih dipersoalkan oleh para alim ulama. Tetapi hadist ini telah membuktikan bahwa negeri China itu telah mengalami kemajuan yang pesat. Ayat  Al -Qur'an yang pertama diturunkan berisi perintah  bahwa kita harus selalu "Membaca". Jika urutan pertama itu menggambarkan  sebagai sesuatu yang amat  penting, maka membaca adalah merupakan bagian dari ajaran Islam yang harus  mendapatkan perhatian saksama. Apalagi pada kenyataannya, kemampuan membaca selalu merupakan pintu meraih sukses. Siapapun yang  berhasil dalam  berbagai lapangan kehidupan ini,  ternyata diwali dari kemampuannya  membaca keadaaan secara benar dan tepat.Dengan membaca berarti kita dapat memperbanyak ilmu, karena sebagian besar orang - orang pintar men-transfer ilmu melalui media "buku".
Untuk belajar hal - hal baik apalagi sesuatu yang menginspirasikan  hidup agar lebih baik dan termotivasikan tidaklah perlu ke negeri China. Ternyata banyak hal - hal di sekeliling kita yang bisa kita yang juga harus kita baca,  jadikan acuan pelajaran hdup, agar kita memiliki spirit hidup lebih bervariasi dan bermakna serta bermanfaat. Spirit hidup ternyata sangat diperlukan dalam kehidpan yang serba komplek ini. Entah apa jadinya jika kita tidak memiliki spirit hidup. Banyak orang, karena kehilangan spirit ini, mencari alternatif lainnya, yang memperlakukan dirinya dengan sewenang - wenang karena berputus asa. Mengalihakan kehidupan kepada Minum - minuman keras, Narkoba, Dugem, merokok dan lain sebagainya adalah sebuah pelarian dari ketidakberhasilan hidup atau sudah tidak memiliki spirit hidup.
Cobalah sekali - kali untuk menambah spirit hidup, kita pergi ke kuburan, dan jika kebetulan melihat acara pemakaman lihatlah dan ikuti dengan seksama. Tetapi mengapa? Bukankah ini, kurang kerjaan! Malah meurunkan spirit hidup. Menurut saya tidaklah demikian, coba sekedar iseng Anda bertanya kepada diri Anda sendiri, sebelum mati apa yang sudah kita lakukan, apakah kita hanya sekedar hidup saja, tidak membuat hidup ini lebih berarti, yang bisa dikenang banyak orang sepanjang masa, dan warisan karya kita bisa dinikmati banyak orang.
Banyak tokoh yang setelah divonis mati, melakukan hal - hal besar yang berguna dan dikenang sepanjang masa.Cobalah berandai - andai kita  "divonis mati" lalu apa yang kita lakukan, tentunya banyak yang akan kita lakukan, termasuk melakukan hal - hal yang bermakna.
Steve Job, pendiri Aplle dan Pixar, pun mengakui salah satu keberhasilannya dalam karier hidupnya adalah menggunakan metode "divonis mati". Katika dia berumur 17 tahun,  dia membaca ungkapanyang kurang lebih berbunyi: "Bila kamu menjalani seolah - olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar" . Ungkapa itu selalu membekas dalam diri Steve Job.
Suatu ketika saya bertemu dengan bekas anak buah, usia lebih tua dari saya. Profesinya sekarang sebagai Penggali Kubur. Saya terkejut, kemana bapak memilih profesi ini, dia jawab enteng supaya kita selalu tetap hidup dan selalu mengingat mati. Itu tetap hidup selalu ingatlah mati, dan untuk hidup janganlah sekedar hidup, jadikan hidup ini berarti.Untuk lebih hidup berarti kita action, kontribusi hidup yang selalu dikenang dan sangat berperan dalam kehidupan banyak orang. Jadi bukan hanya sekedar kerja --work-- dan jangan mau hanya menjadi buruh --labour-- dalam kehidupan ini.
“ Ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara. Sehat sebelum sakitmu, Kaya sebelum miskinmu, Muda sebelum tuamu, Lapang sebelum sempitmu, dan Hidup sebelum matimu…”
Semoga bermanfaat Tulisan ini, hanya sekedar corat -coret saja. Dede Supriatna..
Parung, 24 Februari 2012
Baca juga :

  1. Pedoman Sholat
  2. eddie-van-hallen-ternyata-ibunya-orang Rangkas Bitung




GUNA MENCERDASKAN BANGSA

Tidak ada komentar: